Wednesday, June 26, 2013


senin, 13 mei 2013

PENERIMAAN MAHASISWA BARU AKADEMI PARIWISATA MATARAM TAHUN 2013


PARIWISATA Industri Jasa Paling Maju  di Dunia 
Pariwisata merupakan industry jasa yang mengalami perkembangan paling pesat di dunia terutama mulai paruh kedua abad ke-21 ini. Kemajuan tersebut terjadi karena pariwisata sebagai multi flier effect mampu membangkitkan sector-sektor lain untuk berjalan seiring dalam memberikan jasa pelayanan manusia. Pariwisata berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Intinya, pariwisata tidak akan pernah berhenti dan akan terus berkembang sejalan dengan tingkat perkembangan kebutuhan manusia.

AKADEMI PARIWISATA MATARAM dengan cermat menangkap sebagai Peluang

Menyadari pesatnya perkembangan kebutuhan tenaga kerja pariwisata di berbagai Negara, maka AKPAR Mataram segera mengubah paradigmanya dari penyiapan tenaga dari penyiapan tenaga kerja Pariwisata dalam negeri menuju penyiapan tenaga kerja Pariwisata International.  Untuk mewujudkan hal tersebut,AKPAR Mataram telah menyusaun renstra dalam bentuk:
1)      Menciptakan kondisi akademik yang kondusif
2)      Meningkatkan kualitas SDM
3)      Penjaminan mutu proses dan output
4)      Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak
5)      Menerapkan Standard Kompetensi National (SKN) dan Internatioal (SKI)

Atmosfir akademik yang kondusif diciptakan dengan:

1      Penataan lingkungan yang rapi, bersih, indah dan asri
2      Interaksi berlandaskan human Relation
3      Penataan sikap jujur dan terbuka
4      Pengembangan pola kompetisi sehat
5      Penyiapan sarana yang memadai

Untuk meningkatkan kualitas SDM diupayakan melalui:

1      Study lanjut (S2, S3) bagi dosen
2      Dosen magang di STP atau industry (hotel maupun travel agents) secara periodic
3      Mendatangkan tenaga ahli sebagai dosen tamu
4      Memanfaatkan karyawan hotel berbintang sebagai dosen praktisi, penataran staff, lokakarya, seminar, dll
  
PROGRAM STUDI UNGGULAN (Terakreditasi B)

1.      Diploma I  (satu tahun)

Izin Dinas Sosnakertrans Nomor: sbo/250/sosnakertrans/2011 sebagai tenaga Ahli Pratama Pariwisata (A.P.Par.) dengan konsentrasi FB Product, FB Service, Pastry, SPA dan House keeping.

2.      Diploma III (tiga tahun)

Sebagai tenaga Ahli Madya Pariwisata (A.Md.Par.) dengan program study :
·         Usaha Perjalanan Wisata (UPW)

(Terakreditasi B Nomor : 002/BAN-PT/Ak-XI/Dpl-III/VI/2011)
ü  BPW (Tour & Travel)
ü  Kebandar udaraan
·         Perhotelan
(Terakreditasi B Nomor : 001/BAN-PT/Ak-Dpl-BIII/V/2008).

TEMPAT PENDAFTARAN

Jl. Panjitilar Negara 99X, Tanjung Karang – Mataram
Telp. (0370) 633393 – 633394
Fax. (0370) 632316

SYARAT PENDAFTARAN

1.      Mengisi Formulir pendaftaran
2.      Menyerahkan foto copy STTB SLTA/Sederajat
3.      Pasfoto hitam putih ukuran 2x3 (4 lembar) dan 3x4 (4 lembar)
4.      Membayar uang pendaftaran Rp. 200.000,-


WAKTU PEDAFTARAN

1.      Pendaftaran dibuka pada bulan Mey 2013
2.      Pkl. 08.00 s/d 13.00 (pagi)
3.      Pkl. 14.00 s/d 17.00 (sore)
4.      Buka setiap hari kerja


Pencarian

Select Contact:
AKPAR MATARAM


LOMBOK, NTB
Address:
JL. PANJI TILAR NEGARA 99X Kekalik Jaya, Kec Sekarbela Mataram.
MATARAM
INDONESIA

E-mail:akparmataram@gmail.com
Telephone:(0370)633393/633394
Fax:(0370)632316
http://www.akparmataram.com

Information:AKADEMI PARIWISATA MATARAM
Lembaga Keterampilan Pariwisata Pertama dan Terpercaya.











 

Sunday, June 23, 2013

Gunung Rinjani(rinjani mountain)

 

 

      Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.
Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.

Daftar isi

Topografi


       Danau kawah Segara Anak dengan Gunung Barujari di tepi danau dilihat dari Puncak Gunung Rinjani di sisi timur.
Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara.
       Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang kearah timur dan barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.
Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004.[2][3] Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak.[4] Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994.
Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung Rombongan.

Stratigrafi

         Secara stratigrafi, Gunung Rinjani dialasi oleh batuan sedimen klastik Neogen (termasuk batu gamping), dan setempat oleh batuan gunungapi Oligo-Miosen. Gunungapi Kuarter itu sendiri sebagian besar menghasilkan piroklastik, yang dibeberapa tempat berselingan dengan lava. Litologi itu merekam sebagian peletusan yang diketahui dalam sejarah. Sejak tahun 1847 telah terjadi 7 kali peletusan, dengan jangka istirahat terpendek 1 tahun dan terpanjang 37 tahun.
Seperti pada gunungapi lainnya, Koesoemadinata (1979) menyebutkan bahwa aktivitas kegunungapian Rinjani pasca pembentukan kaldera adalah pembangunan kembali. Kegiatannya berupa efusiva yang menghasilkan lava dan eksplosiva yang membentuk endapan bahan-lepas (piroklastik). Lava umumnya berwarna hitam, dan ketika meleler tampak seperti berbusa. Peletusan pasca pembentukan kaldera relatif lemah, dan lava yang dikeluarkan oleh kerucut G. Barujari dan G. Rombongan relatif lebih basa dibanding lava gunungapi lainnya di Indonesia. Kemungkinan terjadinya awan panas ketika letusan memuncak sangat kecil. Bahan letusan umumnya diendapkan di bagian dalam kaldera saja.
Aliran lava, lahar letusan, lahar hujan, dan awan panas guguran berpeluang mengarah ke Kokok Putih hingga Batusantek. Awan panas guguran dapat terjadi di sepanjang leleran lava baru yang masih bergerak, meskipun kemungkinannya kecil.

Struktur dan Tektonik

 

Bentuk Kaldera Segara Anak yang melonjong ke arah barat-timur diduga berkaitan dengan struktur retakan di batuan-dasar. Gunungapi Rinjani yang terletak di jalur gunungapi Kuarter sistem Busur Banda Dalam bagian barat dibentuk oleh kegiatan tunjaman dasar Samudera Hindia di bawah pinggiran Lempeng Asia Tenggara. Jalur tunjaman yang terletak di selatan menunjukkan adanya gaya mampatan yang berarah utara-selatan. Retakan batuan-dasar yang berarah barat-timur, yang mempengaruhi bangun kaldera, dengan demikian ditafsirkan sebagai retakan release yang disebabkan oleh gaya tarikan. Struktur itu setidaknya terbentuk sejak permulaan Zaman Kuarter.

Puncak Gunung Rinjani

 

 

        Pendakian Gunung Rinjani (puncak) merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Gunung Rinjani sebagai gunung vulkanik yang masih aktif nomor 2 tertinggi di Indonesia. Puncak Gunung Rinjani merupakan tujuan sebagian besar para petualang dan pencinta alam yang mengunjungi kawasan ini karena apabila telah berhasil mencapai puncak itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Animo komunitas pencinta alam di seluruh nusantara bahkan dari mancanegara dalam kegiatan pendakian cukup besar, ini terbukti dengan jumlah pengunjung yang melakukan pendakian setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kegiatan pendakian secara besar-besaran dilakukan pada bulan Juli s/d Agustus, pada bulan Agustus (pertengahan) peserta pendakian umumnya didominasi oleh kalangan pelajar/mahasiswa dari seluruh Indonesia yang ingin merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Puncak Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak melalui kegiatan “Tapak Rinjani” yang diadakan secara rutin setiap tahunnya oleh salah satu kelompok pencinta alam di Pulau Lombok yang bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Danau Segara Anak

 

 

         Pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani yang sangat prospektif adalah Danau Segara Anak, lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun.
Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7 – 10 jam berjalan kaki (± 8 Km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8 – 10 jam. Danau segara anak dengan ketinggian ± 2.010 m dpl dan kedalaman danau sekitar ± 230 meter mempunyai bentuk seperti bulan sabit dengan luasan sekitar 1.100 Ha.
Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar, dapat digunakan untuk tempat berkemping/berkemah, juga pengunjung bisa memancing ikan di danau atau berendam di air panas yang mengandung belerang.
Obyek lainnya di sekitar Danau Segara Anak adalah Hulu Sungai Koko Puteq ± 150 meter dari Danau Segara Anak. Selain itu terdapat pula Goa Susu, Goa Manik, Goa Payung, Goa Susu dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri serta sering pula dipergunakan sebagai tempat bermeditasi. Sedangkan di bagian bawah Danau Segara Anak terdapat sumber air panas (Aik Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa digunakan untuk menguji dan memandikan benda-benda bertuah (Pedang, Keris, Badik, Tombak, Golok, dll) dimana jika benda-benda tersebut menjadi lengket apabila direndam itu menandakan benda-benda tersebut jelek/tidak memiliki kekuatan supranatural, sebaliknya apabila benda-benda tersebut tetap utuh berarti benda tersebut memiliki kekuatan supranatural/dipercaya memiliki keampuhan.

Pendakian

Video pendakian Rinjani dan letusan kecil tahun 2010.

Rinjani saat meletus pada tahun 1994
Rinjani memiliki panaroma paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam.
Suhu udara rata-rata sekitar 20 °C; terendah 12 °C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.
Selain puncak, tempat yang sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau terletak di ketinggian 2.000m dpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua entry point terdekat di ketinggian 600m dpl dan 1.150m dpl).
Kebanyakan pendaki memulai pendakian dari rute Sembalun dan mengakhiri pendakian di Senaru, karena bisa menghemat 700 m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas karena melalui padang savana yang terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). krim penahan panas matahari sangat dianjurkan.
Dari Rute Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut karena melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 7 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2.641m dpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun ke arah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl) yang bisa ditempuh dalam 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yang banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan untuk berendam di kolam air panas dan mancing.
Untuk mencapai puncak (dari arah danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1.000 m yang ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir untuk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada pukul 3 dinihari untuk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; karena meniti di bibir kawah dengan margin safety yang pas-pasan. Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dengan susah payah, karena satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil). Buat highlander - ini tempat yang paling menantang dan disukai karena beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yang indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Untuk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina, kesabaran dan "passion".
Keseluruhan perjalanan dapat dicapai dalam program tiga hari dua malam, atau jika hendak melihat dua objek lain: Gua Susu dan gunung Baru Jari (anak gunung Rinjani dengan kawah baru di tengah danau) perlu tambahan waktu dua hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan, tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. Tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yang diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay-homestay yang menjamur di desa Senaru.

 

Thursday, May 23, 2013

Contoh

        Lombok tak hanya menyimpan keindahan alamnya saja, namun sangat terkenal pula karena produksi gerabah atau tembikarnya. Kedekatan masyarakat Lombok dengan gerabah, khususnya suku Sasak, seperti dikisahkan dalam cerita rakyat Dewi Anjani. Konon, Dewi Anjani mengirimkan seekor burung pembawa pesan, manuk bre, untuk menolong sepasang manusia yang kebingungan tatkala ingin menanak beras hasil panen pertama mereka. Burung tersebut membawa pesan untuk mengajari manusia itu cara mengolah tanah gunung menjadi periuk.
     Lombok menyimpan banyak sekali pengrajin gerabah yang tersebar di seluruh wilayahnya. Namun sentra-sentra kerajinan gerabah yang terkenal dapat pengunjung temui di antaranya Desa Banyumulek di Lombok Barat, Desa Penunjak di Lombok Tengah, dan Desa Masbagik di Lombok Timur. Biasanya hasil gerabah ini, selain digunakan oleh penduduk lokal, juga diekspor ke mancanegara, seperti Belanda, Perancis, Amerika, maupun Selandia Baru. Sebenarnya untuk urusan ekspor, gerabah Lombok cukup bersaing dengan gerabah asal Thailand, namun gerabah Lombok memiliki daya tarik tersendiri lantaran kandungan pasir kuarsanya cukup tinggi, kaolinnya bagus, dan sudah bersertifikat bebas racun, sehingga aman untuk digunakan.
       Pada dasarnya, gerabah sudah digunakan sejak ribuan tahun silam, tepatnya pada zaman Neolitikum, yakni ketika manusia mulai hidup menetap, bercocok tanam, dan mengenal api. Oleh karena itu, gerabah merupakan karya turun temurun dari nenek moyang yang hingga kini masih dilestarikan sebagai suatu keahlian dan mata pencaharian. Dulu, gerabah dipakai untuk menyimpan beras, garam, dan bumbu-bumbuan, disamping digunakan sebagai alat masak memasak. Sekarang, ekspektasi orang terhadap gerabah akan melihatnya sebagai suatu karya seni yang indah dengan beragam corak warna yang mempesona sehingga seringkali kedapatan bahwa gerabah-gerabah ini hanya untuk dijadikan pajangan rumah.
       Dulu, gerabah dibuat oleh para ibu dan anak perempuan, kemudian para ayah dan anak laki-laki bertugas untuk menjual dan mambawanya ke pasar. Namun seiring perkembangan zaman dan tuntutan pasar, peran ayah dan anak laki-laki pun beralih fungsi sebagai pembuat gerabah pula, dengan maksud untuk mendorong hasil produksi agar tambah maksimal dan berkualitas bagus.
Pembuatan gerabah memang bukan suatu hal yang sederhana, namun dibutuhkan proses yang panjang dan tingkat ketelitian yang tinggi. Berikut adalah tahapan demi tahapan dalam memproduksi gerabah, antara lain:
1. Proses Pencarian tanah liat
      Gunakan tanah liat terbaik yang sesuai dengan kualitas standar. Tanah liat tersebut tidak boleh bercampur dengan batu-batuan kecil dan kotoran. Bahan ini bisa didapat tidak harus dari desa penghasil gerabah, namun bisa diperoleh dari desa terdekatnya.
2. Proses Pengeringan
       Tanah liat kemudian dipotong-potong menjadi seperti bentuk kubus dan dijemur di bawah terik matahari. Proses ini membutuhkan lama waktu sekitar 3 hingga 4 hari. Bila potongan tanah liat tersebut sudah kering, maka ditumbuk agar menjadi adonan tepung yang lembut, lalu disimpan terlebih dahulu sebelum digunakan menjadi adonan.
3. Proses Pembentukkan
       Adonan tanah liat tersebut mulai dibentuk perlahan-lahan dengan bantuan alat pemutar hingga terbentuk hasil yang diinginkan. Bentukan ini dapat berupa periuk, jeding, kuali, maupun kendi maling. Apabila sudah terbentuk, bentukan tadi didiamkan terlebih dahulu, namun tidak perlu di bawah terik matahari.
4. Proses Penghalusan dengan minyak kelapa
         Untuk menghaluskan pinggiran gerabah yang sudah setengah jadi, diperlukan minyak kelapa. Setelah dihaluskan (dipernis), maka dibiarkan mengering. Setelah itu, gerabah yang sudah dipernis digosok-gosok dengan batu hitam atau alat tradisional lainnya. Hal ini menjadikan permukaan gerabah kelihatan mengkilat, lalu dikeringkan lagi di bawah terik matahari selama satu hari.
5. Proses Pembakaran (tetunuq lendang)
            Gerabah-gerabah itu siap untuk dikumpulkan dan dibakar di tengah kebun dengan kayu kering dan jerami, dibakar selama 4 jam dengan temperatur panas 400 hingga 800 derajat celcius.
6. Proses Pewarnaan
        Terakhir, tahap mewarnai gerabah-gerabah. Teknik mewarnai pun tidak boleh sembarangan karena tentu akan memengaruhi nilai jual di pasaran. Bila mewarnai dengan merah tua, maka dilapisi dengan sari biji asam. Begitupun bila mewarnai dengan warna merah jentik, maka cukup jentikkan dengan sekam.
       Menurut tradisi Sasak, pembuatan gerabah juga memiliki musim dan waktu khusus. Misalnya pembuatan kemberasan (tempat menyimpan beras) harus dilakukan pada bulan Maulid atau bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad saw. Pembuatan kemberasan juga harus dilakukan oleh wanita hamil. Sebelum memulai pekerjaannya, si pembuat harus terlebih dahulu menyiapkan persyaratan berupa segenggam gabah, secarik kain tenun, koin Cina kuno, dan sirih yang semuanya dimasukkan ke dalam keranjang. Ini bertujuan agar kemberasan yang dibuat dapat memberikan kesejahteraan bagi si pengguna. Hingga kini, dekorasi pada sejumlah gerabah Lombok masih memiliki arti religius. Gerabah juga dianggap memiliki kekuatan magis penolak bala.
         Beruntung, kerajinan khas semacam gerabah ini telah mendapat dukungan dari pemerintah sebagai bentuk pelestarian budaya. Pemerintah melalui Disperindag NTB telah mendaftarkan hak paten produk gerabah Lombok dengan mengajukan desain kendi ceret maling. Tak hanya itu, adapun Lombok Pottery Centre Indoenesia-New Zealand Lombok Crafts Project, sebagai lembaga pendukung untuk  membina para pengrajin gerabah tradisional sejak tahun 1988. Pengrajin diajak menambah wawasan dan teknik membuat gerabah, mulai dari mengolah bahan baku, membuat desain baru, hingga pengetahuan manajemen penjualan, agar produk gerabah yang dihasilkan bernilai ekonomis tinggi.

                                            PROSES PEMBUATAN GERABAH 

 


Lombok tak hanya menyimpan keindahan alamnya saja, namun sangat terkenal pula karena produksi gerabah atau tembikarnya. Kedekatan masyarakat Lombok dengan gerabah, khususnya suku Sasak, seperti dikisahkan dalam cerita rakyat Dewi Anjani. Konon, Dewi Anjani mengirimkan seekor burung pembawa pesan, manuk bre, untuk menolong sepasang manusia yang kebingungan tatkala ingin menanak beras hasil panen pertama mereka. Burung tersebut membawa pesan untuk mengajari manusia itu cara mengolah tanah gunung menjadi periuk.
Lombok menyimpan banyak sekali pengrajin gerabah yang tersebar di seluruh wilayahnya. Namun sentra-sentra kerajinan gerabah yang terkenal dapat pengunjung temui di antaranya Desa Banyumulek di Lombok Barat, Desa Penunjak di Lombok Tengah, dan Desa Masbagik di Lombok Timur. Biasanya hasil gerabah ini, selain digunakan oleh penduduk lokal, juga diekspor ke mancanegara, seperti Belanda, Perancis, Amerika, maupun Selandia Baru. Sebenarnya untuk urusan ekspor, gerabah Lombok cukup bersaing dengan gerabah asal Thailand, namun gerabah Lombok memiliki daya tarik tersendiri lantaran kandungan pasir kuarsanya cukup tinggi, kaolinnya bagus, dan sudah bersertifikat bebas racun, sehingga aman untuk digunakan.
Pada dasarnya, gerabah sudah digunakan sejak ribuan tahun silam, tepatnya pada zaman Neolitikum, yakni ketika manusia mulai hidup menetap, bercocok tanam, dan mengenal api. Oleh karena itu, gerabah merupakan karya turun temurun dari nenek moyang yang hingga kini masih dilestarikan sebagai suatu keahlian dan mata pencaharian. Dulu, gerabah dipakai untuk menyimpan beras, garam, dan bumbu-bumbuan, disamping digunakan sebagai alat masak memasak. Sekarang, ekspektasi orang terhadap gerabah akan melihatnya sebagai suatu karya seni yang indah dengan beragam corak warna yang mempesona sehingga seringkali kedapatan bahwa gerabah-gerabah ini hanya untuk dijadikan pajangan rumah.
Dulu, gerabah dibuat oleh para ibu dan anak perempuan, kemudian para ayah dan anak laki-laki bertugas untuk menjual dan mambawanya ke pasar. Namun seiring perkembangan zaman dan tuntutan pasar, peran ayah dan anak laki-laki pun beralih fungsi sebagai pembuat gerabah pula, dengan maksud untuk mendorong hasil produksi agar tambah maksimal dan berkualitas bagus.
Pembuatan gerabah memang bukan suatu hal yang sederhana, namun dibutuhkan proses yang panjang dan tingkat ketelitian yang tinggi. Berikut adalah tahapan demi tahapan dalam memproduksi gerabah, antara lain:
1. Proses Pencarian tanah liat

Gunakan tanah liat terbaik yang sesuai dengan kualitas standar. Tanah liat tersebut tidak boleh bercampur dengan batu-batuan kecil dan kotoran. Bahan ini bisa didapat tidak harus dari desa penghasil gerabah, namun bisa diperoleh dari desa terdekatnya.
2. Proses Pengeringan
Tanah liat kemudian dipotong-potong menjadi seperti bentuk kubus dan dijemur di bawah terik matahari. Proses ini membutuhkan lama waktu sekitar 3 hingga 4 hari. Bila potongan tanah liat tersebut sudah kering, maka ditumbuk agar menjadi adonan tepung yang lembut, lalu disimpan terlebih dahulu sebelum digunakan menjadi adonan.
3. Proses Pembentukkan




Adonan tanah liat tersebut mulai dibentuk perlahan-lahan dengan bantuan alat pemutar hingga terbentuk hasil yang diinginkan. Bentukan ini dapat berupa periuk, jeding, kuali, maupun kendi maling. Apabila sudah terbentuk, bentukan tadi didiamkan terlebih dahulu, namun tidak perlu di bawah terik matahari.
4. Proses Penghalusan dengan minyak kelapa

Untuk menghaluskan pinggiran gerabah yang sudah setengah jadi, diperlukan minyak kelapa. Setelah dihaluskan (dipernis), maka dibiarkan mengering. Setelah itu, gerabah yang sudah dipernis digosok-gosok dengan batu hitam atau alat tradisional lainnya. Hal ini menjadikan permukaan gerabah kelihatan mengkilat, lalu dikeringkan lagi di bawah terik matahari selama satu hari.
5. Proses Pembakaran (tetunuq lendang)

Gerabah-gerabah itu siap untuk dikumpulkan dan dibakar di tengah kebun dengan kayu kering dan jerami, dibakar selama 4 jam dengan temperatur panas 400 hingga 800 derajat celcius.
6. Proses Pewarnaan

Terakhir, tahap mewarnai gerabah-gerabah. Teknik mewarnai pun tidak boleh sembarangan karena tentu akan memengaruhi nilai jual di pasaran. Bila mewarnai dengan merah tua, maka dilapisi dengan sari biji asam. Begitupun bila mewarnai dengan warna merah jentik, maka cukup jentikkan dengan sekam.
Menurut tradisi Sasak, pembuatan gerabah juga memiliki musim dan waktu khusus. Misalnya pembuatan kemberasan (tempat menyimpan beras) harus dilakukan pada bulan Maulid atau bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad saw. Pembuatan kemberasan juga harus dilakukan oleh wanita hamil. Sebelum memulai pekerjaannya, si pembuat harus terlebih dahulu menyiapkan persyaratan berupa segenggam gabah, secarik kain tenun, koin Cina kuno, dan sirih yang semuanya dimasukkan ke dalam keranjang. Ini bertujuan agar kemberasan yang dibuat dapat memberikan kesejahteraan bagi si pengguna. Hingga kini, dekorasi pada sejumlah gerabah Lombok masih memiliki arti religius. Gerabah juga dianggap memiliki kekuatan magis penolak bala.
Beruntung, kerajinan khas semacam gerabah ini telah mendapat dukungan dari pemerintah sebagai bentuk pelestarian budaya. Pemerintah melalui Disperindag NTB telah mendaftarkan hak paten produk gerabah Lombok dengan mengajukan desain kendi ceret maling. Tak hanya itu, adapun Lombok Pottery Centre Indoenesia-New Zealand Lombok Crafts Project, sebagai lembaga pendukung untuk  membina para pengrajin gerabah tradisional sejak tahun 1988. Pengrajin diajak menambah wawasan dan teknik membuat gerabah, mulai dari mengolah bahan baku, membuat desain baru, hingga pengetahuan manajemen penjualan, agar produk gerabah yang dihasilkan bernilai ekonomis tinggi.